Kusebut mereka sebagai pahlawan
Sosok Pahlawan yang selalu diidentikkan
dengan kekuatan super, perjuangan dalam melawan penjajah hingga rela
mengorbankan nyawanya demi membela bangsanya sendiri. Kini semua terlepas akan
hal itu, kehidupan yang semakin moderen membuat semua berjalan dengan
ketenangan semenjak kita dikatakan merdeka. Namun tak terlepas dari
kemungkinan-kemungkinan yang ada pada zaman sekarang, benar kata Bung Karno
“Musuh Terberat kalian Adalah Bangsa Sendiri”. Bentuk penjajahan mental yang
sekarang terjadi, penindasan, kekerasan, dan berbagai macam lainnya yang sering
terjadi di negeri ini.
Banyak berbagai aktivis yang selalu
menuntut keadilan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah yang
sewenang-wenang dalam membuat kebijakan, dan tidak memenuhi hak rakyat
seutuhnya. Mereka mengabaikan tugas dan wewenang yang sudah diberikan, justru
mereka hanya mementingkan sifat kedirian sendiri tanpa mementingkan hak orang
lain. Kemiskinan, kemelaratan, banyaknya pengemis yang masih kurang
diperhatikan. Apakah pantas jika negeri ini dikatakan merdeka?.
Kedatangan covid-19 yang semakin
menyengsarakan setiap masyarakat, berbagai nyawa melayang akibat wabah
pennyakit yang hadir ini, tentu juga memberikan dampak yang buruk bagi setiap perekonomian
masing-masing seseorang. Lalu bagaimana yang dulunya sebagai pengemis, tidak beerja
sebagai apa-apa, dan memang dari keluarga yang melarat!. Berbagai bantuan
diberikan oleh beberapa pemerintah dan juga masyarakat lainnya yang memang
berkecukupan lebih, bahkan yang sederhana juga ikut dalam membantu sesamanya.
Dikala pandemi covid-19 yang masih berada
dipuncak perhatian, bantuan yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai bantuan
kemanusiaan, justru dirampok sendiri oleh yang berwenang membagikannya kepada
masyarakat. Sifat kemanusiaan dalam diri setiap individu kini mulai hilang
karena logika yang salah jalan, yang menganggap uang adalah segalanya daripada
kemanusiaan.
Namum yang menjadi pembahasan kali ini
bukan soal itu, saya sendiri begitu muak akan drama itu, namun sebagai hak kita
untuk selalu mengkritik apa yang dikira salah dan kurang benar atas apa yang dilakukan
pemerintah.
Pahlawan yang saya maksud disini bukan
pemerintah sendiri, aktivis, maupun yang lainnya. Pahlawan yang tak lekang oleh
masa hingga pada saat zaman moderen ini, yang tanpa pamrih melakukan setiap
kebaikan, mereka adalah kedua orang tua kita. Begitu banyak asa dan juang yang
dilakukan untuk kita sebagai bentuk kasih sayang yang diberikan tanpa meminta
sedikitpun pamrih dari kita, yang diinginkan hanyalah kebahagiaan anaknya tidak
lain. Mungkin akan memakan runag banyak ketika saya menuliskan setiap
paragrafnya, bahkan mungkin tidak akan pernah selesai untuk menuliskan setiap
kata, niscaya tidak akan mampu menuliskan setiap kebaikan yang diberikannya. “Semua
tidak akan mampu menafsirkan rasa kasih sayang sebagai bentuk tulisan”.
Comments
Post a Comment