Skip to main content

Pendidikan Sedang Sakit

    Pendidikan Sedang Sakit


Oleh: D E P

Pendidikan sebagai jembatan dalam mencerdaskan generasi bangsa, pendidikan memiliki peranan yang begitu penting dalam kemajuan sebuah Negara. Apabila masyarakat memiliki pendidikan yang lebih baik maka kemajuan berfikir setiap orang pasti akan berkembang, sehingga orang mampu menyumbangkan ide atau gagasannya sebagai bentuk memajukan sebuah Negara. Pendidikan merupakan bekal yang paling utama dalam sebuah kehidupan setiap orang. Yang mana dengan pendidikan seseorang mampu membedakan mana yang baik dan buruk, dan mana yang boleh dilakukan dan tidak. Akan tetapi saat ini kondisi pendidikan sangat memprihatinkan, pendidikan hanya menghasilkan orang pintar bukan orang terdidik.

Saat ini banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang memalukan di negeri ini sepertihalnya korupsi, suap dan masih banyak lagi yang terjadi lainnya. Namun anehnya para pelaku tindakan tersebut adalah para orang-orang pintar yang bergelar sarjana. Ketika kita melihat kejadian-kejadian seperti ini kerap terjadi sepertinya ada yang salah dengan pola pendidikan formal di Indonesia.

Pola pendidikan saat ini hanyalah menjadikan seseorang sebagai juara di ajang kompetisi, mereka selalu diiming-imingi oleh masa depan yang cerah dan mampu mendapatkan pekerjaan dengan upah yang sangat besar. Para siswa ataupun mahasiswa sepertihalnya sedang mengikuti sebuah kompetisi pacuan kuda yang pada akhirnya siapa yang mampu sampai ke garis finis duluan mendapatkan hadiah sebagai juara. Sepertihalnya seorang mahasiswa yang terus terobsesi untuk cepat lulus dan sehingga mampu mendapatkan kerja yang layak. Tetapi semua itu tidak bias direncanakan, banyak sekarang pengangguran dari kalangan orang-orang yang terpelajar.

Pendidikan sejatinya membebaskan akal pikiran seseorang bukan hanya mendoktrinasi untuk menjadikan mereka semua sebagai mental pekerja. Dengan mengutip kata-kata Louis O. Kattsoff, bahwa “kebebasan akali hanya terjadi melalui pendidikan yang bebas berdasarkan penyelidikan kefilsafatan”. Pendidikan bukan hanya menjadikan seseorang pandai tapi lebih tepatnya membebaskan pikiran mereka untuk selalu berfikir secara universal, sehingga mereka mampu berkreatifitas tanpa adanya sebuah batasan. Ketika seseorang mampu berfikir secara luas dan mampu mengaktifkan kreatifitasnya maka mereka tidak hanya menjadi seorang pekerja. Karena setiap orang memiliki kemampun yang berbeda, dan ketika pendidikan memiliki tujuan yang sama maka kemungkinan itu hanya terjadi kepada satu dua orang saja.

Terlebih lagi pendidikan moral saat ini menjadi penting. Orang yang pintar belum tentu memiliki budi pekerti yang baik. Akibatnya orang-orang yang pintar tersebut malah menjadi orang-orang yang bejat, maling dan penindas kaum yang lemah. Padahal yang seharusnya merekalah yang menjadi penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan kemaslahatan bagi orang banyak. Penanaman moral sejak dini sangatlah penting, terlebihnya kepada guru yang kebanyakan waktu siswa lebih banyak dihabiskan ketika mereka menuntut ilmu. Oleh karena itu, system pendidikan yang ada saat ini perlu dikaji ulang, dengan tidak hanya mementingkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu proses untuk mencapai suatu keberhasilan agar tidak lagi mencetak orang-orang pintar yang memintari, bukannya orang-orang pintar yang mendidik.

Comments

Popular posts from this blog

cinta

  kompleksitas mencintai Oleh: D E P Diawali dengan sebuah pertanyaan, Bagaimana cinta itu hadir dalam diri seseorang?. seorang awam menjawab “ tentu ketika aku melihatnya seseorang selama lebih dari seratus kali aku tidak merasa bosan dan cinta itu tetap hadir ”jawaban itu tidaklah salah, dan juga bisa saja benar bagi sebagian orang yang meyakini demikian. Saya pernah bertanya kepada soeroang teman “ apa itu cinta ? Dia menjawab “cinta   dalam bahasa yunani yang berarti tali, maka timbullah anggapan bahwasannya ketika seseorang sedang mengalami sebuah permasalahan dalam cinta, dapat diibaratkan sebagai sebuah tali yang putus. Seiring seseorang menyebutnya sebagai istilah putus cinta” Lebih dalam lagi ada tiga kata Cinta yang digunakan dalam bahasa yunani, diantaranya eros , philia , dan agepe . Tiga nama tersebut adalah sebuah perwujudan daripada para dewa yang diyakini sebagai bentuk penggambaran dari cinta itu sendiri. Eros yang digambarkan sebagai bentuk cinta yang didasar

MENGENAL RASA

Mengenal Rasa   Oleh: D E P S etiap manusia dihadapkan dengan persaan yang terkadang timbul secara tiba-tiba, baik belas kasih, cinta, ataupun rasa bersalah ketika kita melakukan kesalahan terhadap orang lain. Perasaan timbul karena adanya sebuah pandangan yang memberikan pesan tersendiri terhadap nurani, ketika melihat ada seorang kakek tua yang berjualan kue hingga larut malam menunggu dagangannya habis sebelum pulang ke rumah, sehingga akan timbul dalam perasaan belas kasih dan berniat untuk membantunya dengan cara membeli dagangan yang dijualnya. Demikian halnya dengan perasaan terhadap wanita yang kita kagumi ataupun yang kita cintai, namun yang menjadi pembeda disini, bukan karena dia seorang yang berjualan kue hingga larut malam untuk mencari nafkah, tapi disini wanita sebagai sosok normal tanpa adanya tujuan untuk terlihat diberikan belas kasih oleh orang lain. Wanita sebagai seseorang yang ingin dicintai dan juga menuntut kebahagiaan dari seseorang yang mencintainya.       R

Ruang Kosong

  Ruang Kosong Oleh: D E P G ejala yang kerap kita alami saat ini adalah sebuah kehampaan yang sering timbul akibat rasa sepi dalam diri seseorang. Merasa sendiri dalam setiap hari-harinya adalah contoh kecil yang sering dialami, bahkan seseorang menjadi resah akibat kehampaan yang dialami dalam kehidupannya tersebut. Tak sedikit orang yang mengalami kehampaan dalam hidupnya, bahkan mereka memaksa lari untuk menyintai orang lain sebagai penghilang rasa sepi dan juga hampa dalam dirinya. Namun secara tidak sadar seseorang melakukan itu semua justru akan menjadikan kesepian dua orang yang berhubungan. Berbagai pendapat dan teori yang dikemukakan oleh pakar psikologi eksistensial, yaitu tentang bagaimana manusia mampu mengenal dirinya sendiri sebagai pribadi yang utuh, tidak berdasarkan campur tangan orang lain. Tidak mudah untuk memahami apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan oleh diri pribadi, untuk mengenali diri sendiri tentunya kita juga harus berdamai dengan setiap apa y