KRITIK DIRI
Banyak sebenarnya yang ingin saya tuliskan
sebagai bentuk buah pemikiran, namun saat ini seperti masa-masa sulit bagi saya
untuk mengungkpkannya dan memuli hal itu. Dengan kata lain sesuatu ada di dalam
kepala saya namun ntuk mengungkapkannya menjadi sebuah bentuk tulisan adalah
hal yang cukup berat bagi saya, entah mengapa saya belum mengenal gejala itu. Ibarat
seseorang yang memiliki banyak pengetahuan dan sudah diarahkan bakal kemana,
namun masih ada sebuah keraguan Yang mungkin membuatnya tidak jadi untuk
melakukan hal tersebut.
Mengenal apa yang dikatakan dalam diri
sendiri merupakan hal yang cukup sulit dilakukan oleh setiap manusia, tidak
banyak orang yang sudah mampu untuk mengenal dirinya sendiri. Contoh saya
sendiri yang sering dalam membicarakan mengenai bagaimana mengenali diri
sendiri merupakan hal yang krusial wajib kita lakukan. Dengan membaca banyak
buku mrngrnai psikologis yang membahas mengenai potensi diri, perjalanan
manusia mengenal pribadinya masing-masing, mungkin itu hanyalah sebuah bacaan
yang kini mungkin sudah lupa apa yang disampaikan oleh buku tersebut.
Mengenal diri menjadi sangat sulit ketika
kita sudah mendapat kebahagiaan tanpa sebuah kegelisahan. Dalam sebuah teori
psikologis salah satu cara dari mengenal diri sendiri adalah dengan mencintai,
membahagiakan dirinya dengan bentuk euforia, namun jangan menjadi salah
penafsiran dalam mengartikan mencintai diri sendiri, yang dimaksud buakan hanya
bersenang-senang dengan memanjakan tubuh tanpa adanya suatu usaha, namun yang
dimaksud adalah bagaimana kita merasa bahagia di suatu tempat, di setiap
keadaan yang hadir dalam diri kita. Kegelisahan menjadi sangat penting ketika
kita merasa berada dalam setiap keadaan euforia yang berlebihan. Justru yang
demikian akan menjadikan proses dalam mengenal diri akan jauh lebih jauh dan
kna menjadi sesuatu usaha yang sia-sia.
Menerapkan apa yang sudah kita-ketahui
memanglah hal yang snagat sulit dilakukan, dengan berbagai tantangan yang
bertubi-tubi kadang menipu kita untuk menjadi semakin jauh dalam sebuah
pencapaian yang sudah kita canangkan sebelumnya. Salah satu hal terbaik untuk
kembali mengenal jati diri adalah dengan sikap sederhana dalam menjalani setiap
keadaan, merasa nyaman dengan setiap tempat dan juga perbuatan. Hanya satu yang
ingin saya katakan terhadap diri sendiri terutama “Apa yang menjadi sebuah
keinginanmu maka lakukanlah selagi itu baik, tinggalkan yang menurutmu buruk,
engkau belajar berbagai macam hal, membaca berbagai macam jenis buku, tetapi
engkau tidak mampu utnuk membedakan mana yang baik dan buruk, mana benar dan
mana yang salah, maka ilmumu belum juga manfaat terhadap dirimu sendiri,
sedangkan engkau bercita-cita setinggi langit ingin bermanfaat bagi orang lain,
itu adalah sebuah keniscayaan”. Berbagai tujuan yang ingin dicapai tentunya
akan mengalami rintangan terlebih dahulu, jadi wajar-wajar saja ketia kita
kadang berhenti berjalan, bahkan berjalan secara mundur. Tapi yang paling
penting adalah jangan berhenti untuk tetap berjalan meskipun banyak batu dan
bukit besar yang menjadi sebuah penghalang masa depan.
Comments
Post a Comment