Copy paste (pragmatisme)
Pragmatis,
mungkin menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini. Dibarengi
dengan kemajuan teknologi yang teramat pesat menjadikan seluruh kegiatan
manusia dapat dilakukan secara praktis dan juga efisien. apalagi dengan adanya
aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk meminimalisir penyebaran
covid, mengharuskan keseluruhan aktivitas hanya boleh dilakukan secara work
from home atau dirumah dengan keadaan menatap Gadget dan juga PC selama berjam-jam.
Tentunya sangat melelahkan dan juga membosankan, tetapi tidak dapat dipungkiri
pandemi covid belum juga mencapai titik terendahnya. Berbagai sumber media
selalu menunjukkan jumlah kasus yang selalu mengalami kenaikan disetiap
harinya.
Penyesuaian
terhadap Kehidupan baru bagi manusia menjadi jalan terbaik untuk tetap
berevolusi, Evolusi yang tiada awal dan berakhir tanpa tujuan yang jelas.
Stephen J. Gould seorang paleontolog dan juga peneliti biologi yang evolusioner
menggambarkan, evolusi sebagai sebuah lorong yang sangat panjang sehingga kita
tidak mungkin melihat darimana asalmu atau kemana tujuanmu. Beliau adalah salah
satu orang yang mempercayai teori Evolusi Darwin, meskipun teori yang pernah
dikemukakan mendapatkan klaim dengan berbagai kritikan dan cenderung
disalahkan.
Semesta selalu berevolusi beserta mahluk
yang ada untuk menyesuaikan kehidupan yang seiring waktu terus mengalami
kemajuan. Tetapi bagaimana dan ke arah mana tujuan dari evolusi tersebut tidak
dapat ditentukan, baik itu mengarah kepada hal yang positif ataupun negatif,
manusialah yang berperan utama dalam mengelola dunia ini.
Dampak Bagi pendidikan
Gadget
kini menjadi pegangan utama bagi seluruh umat manusia, yang mengharuskan semua
kegiatan dilakukan secara olnine atau daring menggunakan ponsel mereka
masing-masing. Tentu ini merupakan hal yang mudah dan juga menghemat waktu,
tidak mengharuskan kita untuk keluar rumah dan berjalan menempuh puluhan kilo
untuk memberi barang yang kita inginkan, hanya dengan memesan lewat ponsel dan
sekaligus membayarnya dengan tabungan yang ada secara elektronik. bahkan
seseorang yang gagap teknologi pun hanya dalam waktu dua tiga jam sudah mahir
dalam mengaplikasikan ponselnya, anak kecil yang masih duduk di bangku SD pun kini
diwajibkan untuk memiliki handphone masing-masing, dan mereka juga cukup mahir
dalam hal pengoprasiannya. Saya harap semua itu tak lepas dari pandangan setiap
orang tua masing-masing. Begitu besarnya dampak dari corona virus yang membuat
keseluruhan aktifitas dilakukan secara maya, berjabat tangan dan berkumpul kini
sudah menjadi larangan.
Pendidikan
yang merupakan sumber dari kemajuan sebuah bangsa, dengan anak-anak muda yang
berjuang keras dalam mencari ilmu pengetahuan. Sejak dulu pendidikan sangat
diperhatikan karena tak ada suatu bangsa yang terbelakang menjadi maju, melainkan
sesudahnya mengadakan dan memperbaiki didikan anak-anak dan pemuda-pemuda
mereka. Melalui pendidikan tentunya mampu untuk membentuk karakter, moralitas,
dan juga pewarisan nilai-nilai kepada generasi baru.
Kini
belajar mengajar dilakukan tanpa harus datang ke sekolah, dengan duduk di rumah
mengerjakan tugas yang diberikan dan jika sempat antara guru dan murid melakukan
pertemuan lewat video melalui aplikasi meet. Kontak sosial terhadap sesama
etika dan juga moral kini semakin hari mengalami disrupsi, dengan
keberlangsungan metode pengajaran baru yang dilakukan kali ini. Ada beberapa
anggapan bahwa ini semua adalah sebuah kemajuan dan merupakan terobosan besar.
Tentunya tidak semua demikian seperti yang dibayangkan, sikap kritis terutama
yang menjadi keterancaman dalam diri seseorang. Berfikir kritis menjadi hal
yang kini digantikan dengan cara berfikir praktis.
Dengan
kecangihan Artifisial kini dalam mengerjakan tugas sangatlah teramat gampang,
semuanya tersedia di Internet, hanya tinggal Copy Paste selesai. Fenomena ini
yang terjadi sekarang ini, dengan kecanggihan teknologi semua serba mudah
sehingga semua cara dihalalkan untuk mencapai tujuannya, bahkan untuk hal-hal
yang bersifat negatif. Seorang ilmuan politik yaitu Ian Brammer pernah
mengungkapkan bahwa “Tidak ada kecerdasan buatan (Artifisial Intelegensi) yang
mampu menjadikan produktif”. Mungkin anggapan tersebut dianggap sebagian orang
sebagai pandangan koservatif yang tidak cocok untuk diterapkan hari ini.
Menjadi
sangat disayangkan dengan pemanfaatan teknologi yang kurang bijak dimasa
pandemi seperti sekarang ini, yang seharusnya asuhan orang tua menjadi sangat
diperlukan untuk mengatur setiap jadwal anak-anaknya dalam bermain ponsel.
Tentunya dengan adanya pandemi covid saat ini tidak dapat disangkal bahwa
seluruh kegiatan yang ada, terutama dalam hal belajar mengajar dilakukan secara
daring. semagat dalam mengajar dan juga belajar harus menjadi motivasi utama
untuk tetap bertahan dalam mencari pengetahuan. Membaca buku kini menjadi
solusi utama sebagai referensi dan juga menjadi produktif yang sesungguhnya,
bijak dalam memahami teknologi kini menjadi kunci utama sebagai mahluk sosial.
Comments
Post a Comment